Ciparanti adalah desa di Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Desa Ciparanti merupakan desa yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Pangandaran dan selatan kecamatan Cimerak yang dikepalai oleh Bapak Dadang Suherman.

Dan Sebuah desa yang menjadi tempat pertama di Indonesia yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Udara (PLTU). Desa ini berada di pinggir pantai, berada kurang lebih 45 menit (naik kendaraan) ke arah barat dari pantai pangandaran. desa ini memiliki pantai yang sangat cantik, yaitu pantai ciparanti, dengan keaneka ragaman hewan lautnya, masyarakat di desa ini banyak yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan lautnya, karena di pantai ini dikenal dengan udang lobsternya, kerang-kerangan, dan rumput laut yang beraneka ragam. masyarakatnya ramah dan dikenal sangat baik terhadap tamu, penduduknya 100% muslim, mereka sangat terbuka bagi siapa saja yang berkunjung ke desa ini. desa ini sangat cocok untuk jadi tujuan wisata ekologi dan juga rekreasi di hari libur.

Struktur kepemimpinan dan pemerintahan desa berdasarkan pemerintahan yang tertinggi dan memiliki tujuh lembaga kemasyarakatan diantaranya LPMD/LPKK, PKK, RW, RT, karang taruna, kelompok tani, dan Badan Usaha Milik Desa. Struktur administrasi desa terdiri dari Kepala Desa yang membawahi dan berkoordinasi dengan Sekertaris Desa yang membawahi urusan Umum dan Urusan keuangan; Urusan Pemerintahan; Urusan Agama dan Kesejahteraan; Urusan Ekonomi; Kepala Dusun Citotok; Kepala Dusun Cisempu; dan Kepala Dusun Ciwalini.

Desa Ciparanti terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Citotok, dusun Cisempu dan dusun Ciwalini. Dusun Citotok dikepalai oleh Bapak Edi, dusun Cisempu dikepalai oleh Bapak Dadang dan dusun Ciwalini dikepalai oleh Bapak Didi. Dari dusun satu ke dusun lainnya memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dan juga terjal, masalah ini memengaruhi pula pada akses transportasi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor ataupun mobil bak terbuka, walaupun pada kenyataannya sebagian penduduk di setiap dusun rata-rata telah memiliki kendaraan yang kebanyakan merupakan sepeda motor, tetapi bagi penduduk yang tidak memiliki kendaraan mau tidak mau harus menempuh perjalanan antar dusun dengan berjalan kaki.

[alert style=”white”] foto: rekompakjrf.org, referensi: wikipedia [/alert]